Jumat, 08 Mei 2009

Rumah Sakit Palmore



29 Maret 2007
Rumah Sakit Palmore dan Dr. Miyaki

Pasca perang dunia ke-2
ribuan bayi yang lahir abnormal meninggal di negara Jepang
pada tahun 1956 didirikan rumah sakit Palmore

Pada era itu, antara ilmu kebidanan, bayi dan penyakit anak terpisah satu sama lain
Dr. Miyaki membuat terobosan
Beliau mengintegrasikan ke-3 bidang itu
di rumah sakit Palomore cuma ada 3 orang, yaitu 2 dokter dan 1 bidan

pada jaman itu
bayi yang tidak bisa menangis divonis mati

Ternyata, Dr. Miyaki berpendapat lain
Observasi Dr. Miyaki menemukan hal-hal penting
dari 2 gejala pada bayi, kita bisa mendeteksi problema yang dihadapi bayi yaitu
1)lengkingan tangisan bayi
tidak ada tangisan berindikasi ada gangguan pernafasan
2)kulit bayi
kulit berwarna keunguan dan diikuti demam mengindikasikan gangguan peredaran darah

selama 2 minggu, tidak ada pasien sama sekali
Mereka ber-3 saling menyemangati untuk tetap berjuang

Pada tahun ke-1
Tim Dr. Miyaki tidak bisa menyelamatkan 1 orang bayi
peristiwa ini membekaskan kesan penyesalan dan rasa bersalah luar biasa pada mereka
Semenjak itu
mereka bertekad untuk berjuang terus menyelamatkan bayi

Begitu dekatnya Dr.Miyaki dengan anak
Dr. Miyaki memfoto sendiri setiap bayi yang lahir
kemudian mentandatangani bersama 2 orang lain
di Indonesia, serupa dengan sertifikat

Setelah 15 tahun berlalu, Dr. Miyaki mengundang bayi-bayi yang pernah mereka selamatkan
Kemudian mereka semua di foto bersama
ini menandakan fase anak telah berlalu, begitu juga ilmu kedokteran yang harus menjaganya

Hingga sekarang
Rumah sakit Palmore adalah tempat rujukan pertama bagi dokter Jepang untuk bidang bayi dan persalinan

Kalau melihat cerita betapa ada dokter yang berjuang mati-matian menyelamatkan bayi di negara lain
kontras sekali dengan kondisi bangsa kita, Indonesia
Hampir sering kita dengar kejadian malpraktek
Yang tragis (saya sendiri tidak percaya)
data BKKBN menyebutkan bahwa 2,6 juta aborsi ilegal setiap tahun di Indonesia
atau sekitar 7.000 aborsi setiap hari
astagfiru4JJI, berapa banyak nyawa bayi tak berdosa harus dibunuh untuk memikul kesalahan orang tuanya?

Untuk apa kita belajar ilmu kedokteran kalau hanya untuk membunuh orang?
Mari kita bersama berdoa
semoga mereka yang melakukan kejahatan ini dibukakan hati dan insaf, 4JJIhumma amin

TVRI, 12.30
29 Maret 2007




Bookmark and Share

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms